Seperti hari – hari sebelumnya di bulan ramadhan, setelah habis berbuka puasa saya dan teman-teman saya pergi ke masjid al-ummah untuk mengerjakan shalat Isya dan tarawih. Masjid al ummah letaknya tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dari rumah kami tapi ada perasaan yang nyaman ketika shalat disana. Dan sudah menjadi kebiasaan mesjid al ummah untuk menyampaikan khutbah dulu sebelum shalat tarawih.. Saya begitu bersyukur sekali mendapat renungan yang bagus pada hari itu dan saya akan coba menyampaikan kembali isi khutbah yang saya dapat pada hari itu.
Setelah khatib naik keatas mimbar dan mengucapkan muqoddimah kemudian beliau pun memulai dengan sebuah cerita. “Pada suatu ketika di ruangan kelas sekolah SD. Terlihat Ibu guru dan murid2-nya ingin melakukan sebuah permainan. Rupanya Ibu tersebut ingin memberitahukan tentang syariat islam pada game tersebut.
Anak- anak siapa yang mau main game sama Ibu angkat tangan. (kata Ibunya sambil mengacungkan jari telunjuk keatas)
Saya saya bu. Semua murid terlihat mengacungkan jari mereka keatas.
Ibu akan menjelaskan permainan pertama di dengar baik-baik yaa.
Iyaaa bu. (murid2 terlihat penasaran dengan game tersebut)
Di tangan kanan Ibu ada sebuah spidol, dan di tangan kiri Ibu ada sebuah penghapus. Cara mainnya kaya gini. Kalau Ibu mengangkat tangan kanan kalian langsung nyebut benda yang ditangan kanan Ibu (baca:spidol) sebaliknya kalau Ibu angkat tangan kiri kalan langsung nyebut benda yang di tangan kiri Ibu ya (baca: penghapus). Ngerti anak- anak??
Ngerti Buuuu…
Permainan pun dimulai ketika Ibu mengangkat tangan kanannya murid2 pun langsung mengucapkan spidol begitu juga sebaliknya ketika ibu mengangkat tangan kiri murid2 langsung mengucapkan penghapus. Ibu perlambat dan percepat tempo mengangkat tangan. Murid2 masih benar dalam mengucapkannya.
Kemudian di balik yaa. Kalau Ibu mengangkat tangan kanan kalian nyebut benda yang di tangan kiri Ibu ya dan sebaliknya kalau Ibu mengangkat tangan kiri kalinan nyebut benda yang di tangan kanan Ibu ya.. ngerti anak2?? ( Ucap Ibunya menjelaskan aturan baru dalam permainan)
Ngerti Buuuu..
Permainan pun dimulai kembali ketika Ibu mengangkat tangan kanannya murid2 ada yang menyebut spidol dan penghapus. Begitu juga saat Ibu mengangkat tangan kiri. beberapa murid2 rupanya masih belum bisa menyebut dengan benar. Akan tetapi lama kelamaan akhirnya semua murid pun menyebut dengan benar.
Bagus Anak-anak, sekarang kita lanjutkan permainan kedua yaa??
Iya buu. (teriak murid)
Ibu punya sebuah alquran Ibu taruh diatas dan ditengah-tengah karpet. Permainannya seperti ini. Kalian harus menukar Al-quran tersebut dengan buku yang di ada di tangan Ibu ini. Tapi dengan syarat kalian semua tidak boleh menginjak karpet tersebt. Ngerti anak-anak??
Ngerti Buuu. (teriak murid yang tidak sabar memulai permainan)
Permainan pun dimulai. Masing-masing murid melakukan caranya masing2 untuk mengambil Al-quran tersebut tapi sayang semua gagal. Ada yang pakai tongkat. Berpegangan dengan tangan temannya bahkan dengan cara aerobic tapi hasilnya nihil.
Gong kah. Anak-anak? (sahut Ibu guru)
Goooonnggg. (teriak Murid dengan muka lesu)
Caranya begini nak, Ibu lipat-lipat saja karpetnya sambai ketengah. Naah bisakan. (kemudian Ibu menukarkan Al-Quran tadi dengan buku filsafat materialisme)
Permainan pun selesai. Dan kira-kira apa yang bisa diambil dari 2 permainan tadi?.
Untuk permainan pertama kita bisa umpamakan tangan kanan itu adalah kebenaran dan tangan kiri adalah kebatilan. Perlu diketahui musuh-musuh islam orang kafir, musyrik, maupun munafik yang benci dan ingin meruntuhkan agama islam selalu memakai cara ini. Yaitu dengan menukarkan hal kebatilan dengan kebenaran dan menukarkan kebenaran dengan kebatilan. Contoh. Zaman dahulu ketika ada cowok-cewek berduaan maka langsung ada yang menegur dan menasihati mereka. . Lain dengan zaman sekarang yang kebanyakan orang sudah melazimkan dan membenarkan hal tersebut. Contoh lain Perempuan zaman dulu merasa aneh ketika keluar rumah dengan aurat terbuka, beda dengan sekarang yang begitu santai memperlihatkan auratnya kepada semua orang. Seperti permainan anak2 tadi yang kesulitan pada awalnya akan tetapi tak berapa lama anak2 pun mulai terbiasa dan tidak kesulitan lagi, Begitu juga dengan umat islam sekarang, Pada awalnya memang menentang kebatilan, akan tetapi karena selalu dilakukan dan di sampaikan lewat televisi dan sumber informasi lainnya. Akhirnya umat pun terbiasa dan mulai membenarkan kebatilan tersebut. Bahkan ada yang bingung mana yang benar mana yang batil.
Untuk permainan kedua. Musuh-musuh islam yang tidak pernah putus asa untuk menghancurkan islam. ketika perang salib, waktu itu musuh-musuh islam mencoba menghancurkan islam secara terang-terangan, tapi naas. Seketika itu juga semangat jihad umat muslim langsung bangkit untuk melawannya dan mengalahkan musuh-musuh islam tersebut. Dengan mengambil pelajaran dari kekalahan dulu musuh-musuh islam mencoba menghancurkan islam dengan cara lain. Yaitu dengan tidak perlu mengubah dan menumpas aqidah umat islam tapi dengan sedikit demi sedikit mengubah identitas mereka. Buktinya sekarang Al-quran mulai tergantikan dengan ilmu filsafat orang kafir. Hukum Al-Quran diabaikan. Pakaian yang didominasi pengaruh kebaratan. Mengidolakan artis, ilmu keduniaan lebih diminati daripada ilmu agama. Dan masih banyak lagi.”
Itulah isi khutbah yang saya dapat pada hari itu, perlahan tapi pasti umat islam mulai menghancurkan dirinya sendiri, memang agamanya islam, ktpnya islam, tapi perilakunya tidak menandakan agamanya sama sekali. Itulah banyak PR yang harus diselesaikan umat islam yang sadar betapa pentingnya agama islam dalam kehidupan.
Dan solusinya adalah memulai perubahan. Lakukan perubahan mulai hari ini dan detik ini. Mulai dari kamu, keluargamu, teman-temanmu, masyrakat sampai saudaramu yang jauh. Jadilah islam yang sebenar-benarnya.
Bangkitkan Islam, bangkitkan khilafah
Back to Qur’an and Back to sunnah
Upload Music