Hidup adalah teka-teki.
Hidup adalah perjalanan.
Hidup adalah teka-teki sebuah perjalanan.
Kita semua sedang menebak-nebak sebuah teka-teki maha penting.
Teka-teki yang kita namakan kehidupan. Sebagian dari kita berkata bahwa
itu adalah sebuah perjalanan. Bagiku, hidup adalah rangkaian puzzle acak
yang menunggu untuk disatukan. Puzzle tentang cinta, puzzle
persahabatan, puzzle kesuksesan, dan puzzle ALLOH.
ALLOH akan
marah jika kita berhenti mencoba. Karenanya, dia mengharamkan surga bagi
mereka yang memutuskan mati sebelum semua puzzle lengkap terbentuk.
Puzzle kita adalah ibarat rangkaian Qodar. Tidak harus indah, namun
keikhlasan dalam menjalani serta doa yang selalu kita mintakan kepada
ALLOH akan menjadi score penting, kelak suatu hari ketika puzzle-puzzle
kita dinilai pada suatu sidang.
Sebagai sebuah teka-teki. Jika
kita menutup suatu jalan, maka akan terbentuk suatu jalan baru. Semalam
aku berpikir tentang itu. Jika suatu jalan aku tutup, maka akan terbuka
jalan baru. Jadi tiada istillah jalan buntu.
Engkau, jangan menyerah.
Hidup tidaklah berlaku kepada nilai-nilai yang diciptakan. Telah ada
nilai-nilai dasar yang tercipta sebelum nilai-nilai yang manusia
ciptakan ada.
Apakah engkau harus menjadi seorang sarjana,
seorang kaya, atau seorang sukses. Itu adalah nilai-nilai yang manusia
ciptakan. Tidak ada kata HARUS untuk nilai-nilai tersebut. Yang
diciptakan manusia sejatinya tidak menjadi kekangan atau malah
memperbudak.
Memang, taat kepada konsensus yang telah
disepakati bersama adalah kewajiban. Namun jangan nafikan
anomali-anomali. Kita, harus bebas, jangan terkekang. Beberapa nilai
yang telah digariskan ALLOH, itulah yang harus dijunjung tinggi.
Aku sendiri, jujur belum begitu mampu memaknai teka-teki hidup ini. Aku
bukanlah manusia yang telah tercerahkan. Aku masih mencari. Terkadang
dari pertanyaan-pertanyaan, terkadang lagi dari apa-apa yang telah
digariskan dalam Qur’an, kadang pula dari renungan-renungan dalam
semesta hitam.
Teka-teki manusia. Saling terkait. Dan akan selalu berusaha terkait.
Jikalah suatu ketika, qodarmu memilih untuk menutup diri. Ataulah suatu
ketika, apa yang ingin engkau capai atau berharap qodar tersebut
mendekatimu lantas dia menolak dan menghindar atau bahkan berlari
berpaling, jangan buru-buru menghujat ALLOH. Tiada pula engkau harus
menangis sedu-sedan.
Kepedihan, kesedihan adalah fitrahmu sebagai manusia.
Jikalah itu tiba. Engkau jangan takut. Ada sebuah jalan baru yang
sedang disiapkan. Dia sedang menunggu, untuk engkau tapaki dan jalani.
Teka-teki baru itu sedang menunggu, untuk engkau pecahkan..